BUDAYA PESISIR DALAM CERITA BATU BELAH BATU BERTANGKUP: KAJIAN ANTROPOLOGI SASTRA (Coastal Culture as Reflected in Folktale Batu Belah Batu Bertangkup: an Antropological Literature Analysis)
Abstract
Abstract
The folklore “Batu Belah” exists in several regions in Indonesia, even in the Archipelago. The
folklore “Batu Belah” retold by BM Syamsuddin in his Batu Belah Batu Bertangkup (1983)
originated from the Kepulauan Riau Province. As an archipelago stroy, the story exists in the
coastal culture. Therefore, the issues to be discussed in this paper are what elements of coastal
culture that contained in the story BBBB. The research aims to identify and to explain the
elements of coastal culture in the story. This study applies anthropological theory of literature
that considers literature as a cultural heritage that includes the patterns of a society presented
through aesthetic symbols. The research method used is a qualitative method. Analysis of the
data presented descriptively. The data obtained through library research. From this research,
it is known that in folklore “Batu Belah”, there are elements of the coastal culture, such as (1)
the people’s livelihood of the maritime sector; (2) local wisdom respected to marine, and (3)
culture that is open to the outside elements.
Abstrak
Cerita “Batu Belah” terdapat di beberapa daerah di Indonesia, bahkan di Nusantara. Cerita “Batu
Belah” yang diceritakan kembali oleh BM Syamsuddin dalam bukunyaBatu Belah Batu Bertangkup
(1983) (BBBB) berasal dari Provinsi Kepulauan Riau. Sebagai cerita dari daerah kepulauan, di
dalam cerita tersebut terkandung budaya pesisir. Oleh karena itu, permasalahan yang hendak dibahas
di dalam tulisan ini adalah apa sajakah unsur-unsur budaya pesisir yang ada di dalam cerita BBBB.
Adapun tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi dan menjelaskan unsur-unsur budaya pesisir
yang ada di dalam cerita itu. Penelitian ini menggunakan teori antropologi sastra yang menganggap
sastra sebagai warisan budaya yang memuat pola-pola kehidupan masyarakat yang disajikan melalui
simbol-simbol yang estetis. Metode penelitian yang dipergunakan adalah metode kualitatif. Analisis
data disajikan secara deskriptif. Adapun data didapat melalui studi pustaka. Dari hasil penelitian
tersebut diketahui bahwa di dalam cerita rakyat “Batu Belah” terdapat unsur-unsur budaya pesisir,
seperti (1) matapencaharian masyarakat dari sektor kelautan; (2) kearifan lokal yang berkenaan
dengan kelautan, dan (3) kebudayaan yang terbuka bagi unsur luar.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Ahmad, Multazam. 2013 “Hadist tentang
Berbakti kepada Orang Tua” dalam http:/
/multazam-einstein.blogspot.co.id/2013/
/hadis-tentang-berbakti-kepadaorang-
tua.html. 26 Maret 2013. diakses
Oktober 2016.
Alam, Bachtiar. 1998. “Globalisasi dan
Perubahan Budaya: Perspektif Teori
Kebudayaan” dalam Jurnal Antropologi
Indonesia. Nomor 54 tahun 1998.
Endaswara, Suwardi. 2013. Metodologi
Penelitian Antropologi Sastra.
Yogyakarta: Penerbit Ombak.
———————. 2008. Metodologi
Penelitian Sastra- Epistemologi,
Model, Teori, dan Aplikasi. Yogyakarta:
MedPress.
Fitriana, Yulita. 2015. “Cerita Batu Belah Batu
Bertangkup di Indonesia dan Malaysia:
Kajian Perbandingan Sastra “ tesis pada
Sekolah Pascasarjana FIB, UGM.
Imron, Masyhuri. 2003. “Kemiskinan dalam
Masyarakat Nelayan.” dalam JurnalMasyarakat dan Budaya. Volume 5 No.
Tahun 2003 dalam http://jmb-lipi.or.id/
index.php/jmb/article/viewFile/259/237.
Diakses pada 14 Oktober 2016.
Kusnadi. 2014. “Kebudayaan Masyarakat
Nelayan” dalam http://
ke bud aya a n.k emd ikb ud.go. i d/
b p n b yo g ya k a r t a / 2 0 1 4 / 0 9 / 2 2 /
kebudayaan-masyarakat-nelayan/.
Diakses pada 4 Oktober 2016.
Moeis, Syarif. 2008. “Adaptasi Ekologi
Masyarakat Pesisir Selatan Jawa Barat:
Suatu Analisa Kebudayaan: Gambaran
Komunitas Cipatugaran, Kecamatan
Pelabuhanratu, Kabupaten Sukabumi
Jawa Barat)” dalam Jurusan Pendidikan
Sejarah, FPIPS UPI Bandung.
Moleong, J. Lexy. 1998. Metode Penelitian
Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Ratna, Nyoman Kutha. 2004. Penelitian
Sastra: Teori, Metode, dan
Teknik.Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Sriyanto, Nanto. 2010. “Tinjauan Buku: Cerita
Pandji dan Peradaban Pesisir yang
Pluralistik” dalam Jurnal Masyarakat &
Budaya, Volume 12 No. 1 Tahun 2010.
Sulistiyono, Singgih Tri. 2011.
“Multikulturalisme dalam Perspektif
Budaya Pesisir”. Makalah pada Seminar
Nasional “Multikulturalisme dan Integrasi
Bangsa dalam Pembangunan
Kebudayaan dan Pariwisata” yang
diselenggaakan Kementerian
Kebudayaan dan Pariwisata, Semarang,
Juli 2011.
Suparmini dkk.. 2013. “Pelestarian Lingkungan
Masyarakat Badui Berbasis Kearifan
Lokal” dalam Jurnal Penelitian
Humaniora. Volume 18, No. 1 April
Syamsuddin, BM.. 1983. Batu Belah Batu
Bertangkup : Cerita Rakyat di
Kepulauan Siantan. Jakarta: Balai
Pustaka.
Tahir, bin Ajid. (?) “Sistem Sosial Budaya
Masyarakat Pesisir” dalam Jurnal
Fakultas Ushuludin dan Dakwah IAIN
dalam http://www.iainambon.ac.id/
phocadownload/Jurnal_Fak_Usdak/
dialektika%20layout-3.pdf. Diakses
pada 6 Oktober 2016.
Tim Penyusun. 2008. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
DOI: https://doi.org/10.26499/salingka.v13i2.131
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2018 SALINGKA
Salingka publish by Balai Bahasa Provinsi Sumatera Barat - Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa bekerja sama dengan Perkumpulan Pengelola Jurnal Bahasa, Sastra Indonesia dan Pengajarannya (PPJB-SIP is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Office: Simpang Alai, Cupak Tangah Pauh Limo, Padang 25162,
Telepon (0751) 776789, Pos-el: bahasastra@gmail.com