PIRANTI KOHESI PADA KONJUNGSI: KAJIAN KASUS TULISAN MURID SEKOLAH DASAR DI BUKITTINGGI (Cohesion Markers on Conjunction: A Case Study on Elementary School Students Writtings in Bukittinggi)
Abstract
Abstract
This research aimed at describing conjunctions functioning as cohesive device. Data were
taken from the writings of the fifth grade of the Bukittinggi’s elementary shool students. This
research was a qualitative and quantitative analysis. The data were collected by using a
serial picture. The students had to write a story based on the pictures. The data were proceesed
by using 4 steps: (1) to read all the data and eliminate the texts containing the conjunctions,
(2) to input the data into computer, (3) to classify data into four types of conjunction, and (4)
to count the usage of conjunction for each types. Then, the data were analysed based on four
types of cohesive conjunctions proposed by Halliday and Hassan (1976), additive conjunction,
adversative conjunction, causative conjunction, and temporal conjunction. The result of the
research shows that on the additive conjunction type there were only conjunction dan (and)
(98,85%) and atau (or) (1,15%).On the adverbial conjunctional type, it was found the usage
of conjunction tetapi (88,88%), sedangkan (7,40%), and namun (3,70%). On the causal
conjunction type, it was found karena (88,23%), makanya (5,88%), and sehingga (5,88%). On
the temporal conjunction type, there were lalu (39,24%), kemudian (12,65%), setelah (21,51%),
setelah itu (7,94%), sesudah (2,53%), sesudah itu (2,53%), sebelum(3,79%), dan sambil (10,12%).
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan konjungsi sebagai piranti kohesi dalam
wacana. Data diambil dari karangan murid kelas lima sekolah dasar di Bukittinggi. Penelitian ini
bersifat kualitatif dan kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan gambar berseri.
Murid menulis karangan bahasa Indonesia dengan kalimatnya sendiri, namun harus merujuk pada
gambar berseri yang diberikan. Pengolahan data dilakukan dengan langkah: 1) membaca seluruh
karangan dan menandai teks yang mengandung kohesi konjungsi, 2) menginput data ke dalam
komputer, 3) mengelompokkan data berdasarkan tipenya, dan (4) menghitung jumlah setiap tipe
konjungsi. Data kemudian dianalisis berdasarkan 4 tipe konjungsi yang dikemukakan oleh Halliday
dan Hassan (1976), yaitu konjungsi additif (penambahan), konjungsi adversatif (pertentangan),
konjungsi kausatif (sebab akibat), dan konjungsi temporal (urutan waktu). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pada tipe konjungsi additif, konjungsi yang digunakan oleh murid-murid sekolah
dasar di Bukittinggi adalah dan (98,85%) dan atau (1,15%). Pada konjungsi adversatif konjungsi
yang digunakan adalah tetapi (88,88%), sedangkan (7,40%), dan namun (3,70%). Pada tipe
konjungsi kausal, ditemukan konjungsi karena (88,23%), makanya (5,88%), dan sehingga
(5,88%). Pada konjungsi temporal, konjungsi yang digunakan adalah lalu (39,24%), kemudian
(12,65%), setelah (21,51%), setelah itu (7,94%), sesudah (2,53%), sesudah itu (2,53%),
sebelum (3,79%), dan sambil sebanyak 8 buah (10,12%).
Kata Kunci : wacana, kohesi, konjungsi, murid sekolah dasar
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Alwi, Hasan, et al. 2000. Tata Bahasa Baku
Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
Arifin, Zaenal, dkk. 2012.Teori dan Kajian
Wacana Bahasa Indoesia. Tangerang:
Pustaka Mandiri.
Budiyono, Herman. 1992. “Kemampuan
Menulis Paragraph Ekspositori Negeri
Siswa Sekolah Dasar Negeri Kabupaten
Magelang”. Tesis. Malang: PPS IKIP
Malang.
Chaer, Abdul. 2003. Seputar Tata Bahasa
Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka
Cipta.
Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum.
Jakarta: Rineka Cipta.
Dixon, C.N. & Nessel, D. 1983. Language
Experience Approach to Reading and
Writing: Language Experience Reading
for Second Language Learners.
Eaglewoods Cliffs: Prentice Hall.
Halliday, M. A. K. dan Ruqaiya Hasan 1976.
Cohesion in English.London: Longman.
H.P., Achmad. 2005. Aspek Kohesi Wacana.
Jakarta: Fakultas Bahasa dan Seni UNJ.
Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus
Linguistik. Jakarta: Gramedia.
Mulyana. 2005. Kajian Wacana: Teori,
Metode & Aplikasi Prinsip-Prinsip
Analisis Wacana. Yogyakarta: Tiara
Wacana.
Razali. 2005. “Analisis Kesalahan Berbahasa
Indonesia dalam Karangan Siswa Kelas
VI Sekolah Dasar Lhousukon, Aceh
Utara”. Tesis. Malang: PPs Univesitas
Negeri Malang. Richards, dkk, 1985
Setyawaty dan Heppy. 2016. “Aspek
Konjungsi dalam Wacana Opini pada
Majalah Tempo dan Implikasinya
terhadap Pembelajaran Bahasa
Indonesia”. Jurnal Gramatika. No.
tahun VI.il: 45-56
Sunardji. 1983. “Pengajaran Mengarang dalam
Bidang Studi Bahasa Indonesia di SMP:
Kajian Survei untuk Mencari Alternatif
Penelesain Masalahnya”. Disertasi.
Malang: PPs Universitas Negeri MalangSuparti. 2003. “Pengajaran Menulis Murid
Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Jombatan
III. Kabupaten Jombang”. Disertasi.
Malang: PPs Universias Negeri Malang.
Suwandi, Sarwidji. 2008. Serbalinguistik:
Mengupas Pelbagai Praktik Bahasa.
Surakarta: LPP UNS dan UNS Press.
DOI: https://doi.org/10.26499/salingka.v14i2.157
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2018 SALINGKA
Salingka publish by Balai Bahasa Provinsi Sumatera Barat - Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa bekerja sama dengan Perkumpulan Pengelola Jurnal Bahasa, Sastra Indonesia dan Pengajarannya (PPJB-SIP is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Office: Simpang Alai, Cupak Tangah Pauh Limo, Padang 25162,
Telepon (0751) 776789, Pos-el: bahasastra@gmail.com