Bentuk dan Makna Ungkapan Sehari-hari Dalam Bahasa Melayu Dialek Musi Oleh Masyarakat Banyuasin III (Form and Meaning of Daily Expressions in Melayu Language Dialeks Musi by Banyuasin III Society)
Abstract
Abstrak
Ungkapan merupakan hasil pikiran kreatif masyarakat untuk menyampaikan perasaan, dan pendapatmereka terhadap suatu fenomena. Masyarakat Banyuasin III juga memiliki ungkapan untukmenggambarkan suatu fenomena tertentu namun ungkapan sudah jarang digunakan terutama dikalangan generasi muda. Hal itu disebabkan pengaruh penggunaan bahasa assing yang dominanyang menggantikan ungkapan sehari-hari yang biasa digunakan. Artikel ini bertujuan untukmengungkapkan bentuk dan makna ungkapan yang digunakan masyarakat Banyuasin III denganmenggunakan metode deskriptif dan metode agih, yaitu teknik rekam dan simak libat cakap. Hasilpembahasan menunjukkan terdapat bentuk dan makna ungkapan sehari-hari oleh masyarakatBanyuasin III meliputi ungkapan yang menyatakan perilaku dan sikap. Bentuk ungkapan perilakuterbagi dalam dua bentuk, yaitu (1) bentuk ungkapan reaksi aktif, seperti langguk nian, nengarkate, tungkang nian, dan lain-lain, (2) bentuk ungkapan reaksi pasif, seperti mupus semunduk,mungge aisan, talu nian, dan lain-lain. Bentuk ungkapan yang menyatakan sikap juga ditemukan,seperti mati geni, bengklok nian, bunyan bange, besak kelakar, besak untap, dan lain sebagainya.Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa ungkapan sehari-hari yang digunakanmasyarakat terdiri atas dua bentuk, perilaku dan sikap.Kata kunci: bentuk, makna, ungkapan sehari-hari.
Abtract
The expression is the result of people’s creative minds to convey their feeling dan opinionsabout a phenomenon. Banyuasin III society also have expressions to describe a certainphenomenon. However, the their daily expressions are rarely used, especially among younggeneration. This is due to the influence of the dominant use of other languages which replacethat commonly used daily expressions. This article aims to reveal the form and meaning ofthe expressions used by the Banyuasin III society by using descriptive methods, that is recordingand listen and active participant. The results of the discussion show that there are forms andmeanings of daily expressions by Banyuasin III communities including expressions that statebehavior and attitudes. Forms of behavioral expression are divided into two forms, namely(1) active reaction expressions, such as langguk nian, nengar kate, tungkang nian, etc., (2)pasif expression, such as mupus semunduk, mungge aisan, talu nian, etc., (2) pasif expression,such as mupus semunduk, mungge aisan, talu nian, etc. The forms of expressions that stateattitudes are also found, such as mati geni, bengklok nian, bunyan bange, besak kelakar,besak untap, and so forth. Based on the results of the discussion it can be concluded that thedaily expressions used by the community consist of two forms, behavior and attitude.Keywords: form, meaning, daily expressions.
Keywords
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Daftar Pustaka
Ahmadi, A. (2007). Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta.
Chaer, A. (2013). Pengantar Semantik Bahasa Indonesia (Kelima). Jakarta: Rineka Cipta.
F. Walangarei, Sjane. 2013. Ungkapan Lisan Bermakna Budaya Suatu Tinjauan Etnolinguistik. Ranah: Jurnal Kajian Bahasa. https://doi.org/10.26499/rnh.v2i1.474.
Khak, M. A. (2011). Idiom dalam Bahasa Indonesia: Struktur dan Makna. Widyaparwa. https://doi.org/10.26499/WDPRW.V39I2.36.
Markoem, M. (2016). Semantik dan Pragmatik. Tanggerang: Pustaka Mandiri.
Masduki, A. (2015). Kearifan Lokal Orang Sunda dalam Ungkapan Tradisional di Kampung Kuta Kabupaten Ciamis. Patanjala: Jurnal Penelitian Sejarah Dan Budaya. https://doi.org/10.30959/patanjala.v7i2.102.
Moleong, L. J. (2017). Metode Penelitian Qualitatif (Edisi Revisi). Bandung: Rosda.
Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan dan Perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nurcholisho, L. R. (2018). Fleksibilitas Bahasa Arab dalam Membentuk Ungkapan Idiom. Lisanan Arabiya: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab. https://doi.org/10.32699/liar.v1i02.203.
Rijal, S. (2018). Budaya Agraris dalam Konsep Iidiom Bahasa Indonesia: Kajian Antrapolinguistik. Diglosia: Jurnal Kajian Bahasa, Sastra, Dan Pengajarannya. https://doi.org/10.30872/diglosia.v1i1.pp45-52.
Siregar, U. D. (2019). Ungkapan Makna Makian dalan Bahasa Mingkabau dan Batak: Studi Komparatif. Dialektika: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. https://doi.org/10.15408/dialektika.v6i1.1143.
Sudaryanto. (2015). Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa: Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan secara Lingusitik. Yogyakarta: Sanata Dharma University Press.
Walgito, B. (2011). Teori-Teori Psikologi Sosial (kedua; Nikalau., ed.). Yogyakarta: Andi.
Wijana, I. D. P. (2015). Pengantar Semantik Bahasa Indonesia (Cetakan II). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
DOI: https://doi.org/10.26499/salingka.v18i1.327
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2021 SALINGKA
Salingka publish by Balai Bahasa Provinsi Sumatera Barat - Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa bekerja sama dengan Perkumpulan Pengelola Jurnal Bahasa, Sastra Indonesia dan Pengajarannya (PPJB-SIP is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Office: Simpang Alai, Cupak Tangah Pauh Limo, Padang 25162,
Telepon (0751) 776789, Pos-el: bahasastra@gmail.com