PEMAHAMAN EKOLEKSIKON KEPADIAN BAHASA MANGGARAI PADA MAHASISWA UNIKA ST. PAULUS RUTENG

Priska Filomena Iku, Angela Klaudia Danu, Yufantinus Effrem Warung

Abstract


Masyarakat manggarai adalah masyarakat yang ekologis untuk itu agar konsep ideo-sosio-biologis khususnya dalam ekoleksikon kepadiannya tetap terjaga maka perlu adanya keterwarisan pada generasi berikutnya. Salah satunya adalah pada generasi muda. Untuk mengetahui bahwa konsep-ideo-sosio-biologinya terwarisi pada generasi berikutnya dilakukan dengan cara menguji pemahaman generasi mudanya. Untuk itu penelitian ini bertujuan untuk mengukur pemahaman mahasiswa terhadap ekoleksikon kepadian bahasa Manggarai. Teori teori ekolonguistik model dialog. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas katolik Santu Paulus Ruteng. Sedangkan sampel dalam penelitian dilakukan dengan teknik probaliti sampling yang dilakukan dengan simple random sampling. Selanjutnya data dikumpulkan dengan metode simak bebas libat cakap dengan tekni lanjutan dokumentasi dan angket. Sedangkan instrument penelitiannya sejalan dengan pengumpulan datanya, yakni angket.  Data yang terkumpul selanjutnya dianalisis dengan perhitungan statistik dan deskriptif. Hasil penelitian menunjuka bahwa pemahaman ekoleksikon kepadian bahasa Manggarai pada Mahasiswa Univeristas katolik Santu Paulus ruteng sangat tinggi hal ini terbukti dari hasil persentase setiap alternative jawaban instrument, yakni 66,5%  tahu ekoleksikon kepadian, 11,7%  pernah dengar ekoleksikon kepadian, 17,1 tidak tahu leksikon kepadian, dan 4,78 tidak pernah mendengar ekoleksikon kepadian yang disebutkan dalam instrument. Adanya perbedaan pemahaman disebabkan oleh letak tempat tinggal yang dekat atau jauh dari ekologi kepadian, keterlibatan dalam proses di ekologi kepadian, terjaganya ekologi kepadian dan sikap bahasa. 

Keywords


Pemahaman, Leksikon Kepadian, Bahasa Manggarai, Mahasiswa

References


Alexander, R., & Stibbe, A. (2014). “From the analysis of ecological discourse to the ecological analysis of discourse”. Language Sciences, 41, 104-110 http://www.sciencedirect.com/science/journal/ 03880001.

Bundasgaard, Jeppe dan Stune, Steffensen. (2000). “The dialectics of ecological Morphology or the Morphology of Dialectics.” Dalam Lindø Anna Vibeke & Jeppe Bundsgaard (eds). 2000. Dialectical Ecolinguistics: Three Essays for the Symposium 30 Years of Language and Ecology in Graz. University of Udense.

Bang, Jørgen Chr. and Døør, Jørgen. (1993). “Ecolinguistics: A Framework” (serial online). URL:http:www.jcbang.dk/main/ ecolinguistics/ Ecoling_ Aframe work1993.

Bang, Jørgen Chr. and Døør, Jørgen. (1996). “Language, ecology, and Truth: Dialogue and dialectics” dalam Fill (ed) Sprachökologia und Ökolinguistik. Tűbingan: Stauffenburg.

Crystal, David. 2008. A Dictionary of Linguistics and Phonetics 6 Edition. United Kigdom: Blackwell Publishing.

Eliasson, Stig. (2015). “The birth of language ecology: interdisciplinary influences in Einar Haugen’s The ecology of language” dalam language sciences volume 50 issue 2015. www.elsevier.com/locate/langsci.

Fill, A. (2001). “Ecolinguistics: State of the Art 1998” dalam Fill, Alwin dan Peter Mühlhäusler (eds.). The Ecolinguistics Reader: Language, Ecology and Environment. New York: Continuum

Hemo, Doroteus. (1988). Sejarah Daerah Manggarai Propinsi Nusa Tenggara Timur. Kupang: Depdikbud Nusa Tenggara Timur.

Iku, P. F., & Zulaeha, I. (2019). Khazanah Lingua The Personality of Manggarai Speech Society: Ecolinguistic Studies. Seloka: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 8(1), 48-55.

Iku, P. F. (2020). Faktor-faktor Pemertahanan Khazanah Lingual Kepadian pada Masyarakat Tutur Bahasa Manggarai. PROLITERA: Jurnal penelitian pendidikan, bahasa, sastra, dan budaya, 3(1), 107-111.

Mardikantoro, Hari Bakti. (2016). Satuan Lingual Pengungkap Kearifan Lokal dalam Pelestarian Lingkungan. Jurnal Bahasa dan Seni, Tahun 44, Nomor 1, Februari 2016.

Mbete,Aron Meko dan Abdurahman Adisaputera. (2009). “Penyusutan Fungsi Sosioekologis Bahasa Melayu Langkat pada Komunitas Remaja di Stabat”, Langkat.

Miles, M.B dan Huberman, A. M. (2014). Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber Tentang Metode-metode Baru (Terjemahan). Jakarta: UI-Press

Nesi, A., & Rahardi, R. K. (2019). Nilai-nilai kearifan lokal dalam tradisi lisan takanab: Kajian ekolinguistik. Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan Missio, 11(1), 71-90.

Peter, M. (1996). Linguistic ecolog, language ecology, and linguistic imperialism in the Pacific Region. London: Routledge.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, N.S. (2013). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT remaja Rosdakarya

Verheijen, J. A. J. (1991). Manggarai dan Wujud Tertinggi Jilid I. Jakarta: LIPI-RUL.

Sumber Internet

https://www.ethnologue.com/ language/mqy

htt.bps.go.id/indicator/53/110/1/luas-lahan-sawah-menurut-kabupaten-kota-dan-jenis-pengairan-di-provinsi-nusa-tenggara-timur.html




DOI: https://doi.org/10.26499/salingka.v19i2.725

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2022 SALINGKA

Salingka publish by Balai Bahasa Provinsi Sumatera Barat - Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa bekerja sama dengan Perkumpulan Pengelola Jurnal Bahasa, Sastra Indonesia dan Pengajarannya (PPJB-SIP is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

 Creative Commons License

Office: Simpang Alai, Cupak Tangah Pauh Limo, Padang 25162,

Telepon (0751) 776789, Pos-el: bahasastra@gmail.com